Makhluk Media Sosial
Bismillahirrahmanirrahim
Saat ini kita ada di zaman media sosial, hampir setiap orang memiliki akun media sosial, dan setiap hari membuka maupun aktif di media sosial. Semua profesi menggunakan media sosial, dari kebutuhan pribadi hingga untuk keperluan pekerjaan atau bisnis. Bisa dibilang saat ini kita juga makhluk sosial di media sosial.
Gempuran banyaknya jenis media sosial sangat menyita waktu dan kita sangat dituntut untuk bijak dalam menyikapinya. Waktu kita bisa banyak terbuang hanya untuk menonton atau menyimak apapun yang ada di media sosial. Seringkali tidak terasa 1-2 jam habis hanya untuk scroll media sosial, bahkan bisa lebih lama.
Salah satu cara agar kita tidak terjebak terlalu lama membuka media sosial, segera nyalakan timer atau alarm di hape kita saat membuka media sosial, batasi waktu untuk mendapatkan informasi yang terlalu random atau acak, agar kita tidak mengalami brain rot. Apa itu brain rot?
"Brain rot" (pembusukan otak) adalah istilah metaforis yang populer, terutama di media sosial, untuk menggambarkan penurunan kemampuan kognitif dan fungsi eksekutif akibat konsumsi konten digital yang berlebihan dan tidak berkualitas. Istilah ini mengacu pada efek negatif dari paparan konten yang dangkal dan seringkali tidak menantang, seperti video pendek, konten prank, dan konten yang fokus pada sensasi daripada substansi.
Opini saya, untuk melawan brain rot, selain membatasi waktu dengan cara menyalakan alarm/timer, yaitu fokuskan dengan penyelesaian prioritas tugas setiap hari, hiduplah di dunia nyata, tingkatkan ilmu, wawasan dan skill yang bermanfaat setiap harinya.
Kemudian pilih pilih media sosial yang membawa manfaat untuk menambah wawasan, ilmu, dan skill.
Untuk diri saya sendiri, saat ini media sosial Facebook sudah jarang saya buka, tapi Fanpage dari Facebook sudah otomatis terhubung dari Instagram, jadi jika saya upload foto kue di Instagram otomatis ter-upload di Fanspage.
Mia Sweet di tahun 2023 memiliki akun media sosial Tiktok untuk upload foto kue saja, saya hampir tidak pernah men-scroll beranda Tiktok. Tapi saat awal tahun 2024 mendadak Tiktok sempat tidak bisa dibuka beberapa hari, sempat beberapa kali uninstall-install dan akhirnya keterusan hingga saat ini saya tidak pernah membuka akun Tiktok.
Walaupun anak-anak punya akun Tiktok, saya selalu ingatkan jangan kelamaan membuka dan men-scroll Tiktok saat mereka liburan di rumah.
Dan jika ada customer mengirimkan link Tiktok untuk contoh kue, saya membukanya pakai akun anak.
Bakul kue Mia Sweet makhluk media sosial apa?
Nomor satu, saya makhluk sosial WhatsApp, selain untuk chat customer, otomatis chat dengan orang tua, saudara, teman, grup, juga untuk posting di status.
Kedua Telegram, kadang saya buka dan baca, karena mengikuti beberapa channel untuk menambah wawasan.
Ketiga Instagram, kadang saya mencari contoh kue di sini, mencari info lainnya juga di Instagram. Tapi saya jarang berlama-lama di Instagram, bahkan bisa berhari-hari tidak membukanya. Tujuan membuat akun Instagram adalah untuk album foto kue, memudahkan customer untuk melihat contoh yang sudah pernah dibuat.
Keempat X, ya saya sangat menyukai membaca berita di media sosial X ini, yang dulu bernama Twitter. Sambil membaca berita, jika tidak lupa sekaligus upload foto kue.
Kelima YouTube, ini sebenarnya nomor dua setelah WhatsApp, bahkan bisa nomor satu, ya saya makhluk sosial YouTube banget, karena sambil beraktivitas membersihkan rumah, mondar mandir di dalam rumah, hingga mau tidurpun, saya seringkali membuka YouTube lebih banyak untuk mendengarkan podcast, tausiyah, ataupun wawasan yang saya sukai. Enaknya menggunakan YouTube itu, enggak harus dilihat, tapi bisa sambil didengarkan saja.
Sangat bersyukur di zaman sekarang banyak para ahli di bidangnya membuat konten bermanfaat di YouTube, hal ini bisa dikatakan memiliki kontribusi untuk meningkatkan taraf berpikir masyarakat Indonesia.
Keenam blog, saya bakul kue yang sebenarnya punya ketertarikan dengan menulis cerita. Jadi saya memerlukan media sosial yang bisa memuat tulisan cerita yang seringnya panjang lebar seperti ini, hehe. Kalau sudah mengetik cerita, malah tidak bisa berhenti. Hanya saja belum punya waktu rutin untuk menulis atau mengetik.
Mengapa tulisan ketikan ceritanya tidak di-upload di Facebook saja?
Ya karena saya belajar untuk tidak mencari validasi, tidak mencari like, dan tidak mencari pujian dari manusia.
Walaupun tetap ada pengalaman beberapa teman yang chat ke WhatsApp mengomentari tulisan saya di sini.
Sementara sekian dulu ya. Next InsyaaAllah lanjut dengan cerita yang lain.
Jangan lupa terus tingkatkan literasi kita, untuk melawan brain rot.
Barokallahu fiikum.
Salam gelas kosong,
Mia Sweet
Di atas adalah foto kue (kustom) tema buku untuk bidang keuangan. Spill harga, tanya-tanya, atau pemesanan bisa melalui WhatsApp di 0818-433-549.
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar