Cuti yang Terjeda
Bismillahirrahmanirrahim
Setiap manusia memiliki sekitar 10 bidang yang sangat disukai. Jika setiap manusia menggali potensi bidang yang disukai dengan cara mempelajarinya, salah satunya akan menaikkan semangat yang akhirnya membuat hati bahagia.
Menulis adalah salah satu bidang yang saya sukai, dulu sempat bercita-cita ingin menjadi wartawan. Waktu kuliah sempat gabung di kegiatan wartawan kampus. Paling semangat mengedit tulisan-tulisan senior, teman-teman dan adik-adik, sebelum naik cetak menjadi majalah rutin kampus.
Entahlah, semasa sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia memang paling mudah bagi saya, cepat paham. Ini menjadi modal untuk memahami EYD dan lainnya. Dunia wartawan tak lepas dari bidang fotografi juga. Awal kuliah pun sempat mengikuti kelas fotografi di kampus. Ingat banget, saya jarang bisa bawa hasil foto tugas praktek lapangan, karena hasil jepretan saya seringnya disukai teman-teman dan diminta -- dibawa pulang oleh mereka.
Kalau intuisi fotografi sudah saya pakai untuk foto kue. Kalau menulis, sejak Februari 2025 saya mengikuti kelas materi kepenulisan lagi (setelah bertahun-tahun). Dari bulan Februari sampai September kemarin, otak rasanya diperas habis-habisan dengan materi, tugas, dan menulis setiap hari. Menulis dari 500 kata sehari hingga 1000 kata tiap hari. Belum lagi materi pendukung beserta tugasnya seperti cara posting promosi tulisan di Tiktok, self editing, layout cover, layout naskah dalam buku, dll.
Akhirnya memutuskan cuti menulis sejak awal Oktober ini. Karena novel terakhir yang ditulis dalam kurang dari tiga bulan, sangat menguras energi, salah satu tahap yang berat adalah saat harus memanggil kembali memori yang menyedihkan. Sempat tidak mengira akan menemui macet menulis untuk bab 40 selama dua minggu. Rencana cerita akan berakhir di bab 45 pun gagal, karena dari bab 39 ke 40 sudah tak mampu menulis. Ini dikarenakan ceritanya sangat emosional, akhirnya saya putuskan untuk menyudahi cerita di bab 40. Banyak cerita yang terpaksa di-skip, karena sampai detik ini tidak sanggup menuliskannya. Berharap pembaca akan tetap mendapatkan hikmah dari novel tersebut.
Sudah dua novel ditulis, tapi masih perlu perbaikan dan perlu proses edit lagi. Sempat dikejar percetakan agar novel naik cetak. Tapi saya belum ada waktu untuk editing, dan perlu jeda atau istirahat. InsyaaAllah, suatu hari nanti.
Saat sedang cuti menulis, eh lupa kalau sejak awal September ikut antologi (nulis buku keroyokan), deadline-nya Oktober ini. Beberapa hari kemarin memikirkan materi apa yang akan ditulis, agar bisa memberikan hikmah atau sedikit manfaat untuk pembacanya.
Dulu, seorang penulis bisa membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan satu novel. Tapi zaman sekarang, dengan adanya mentor, yang setiap hari didampingi, menulis sebuah novel bisa hanya dalam waktu 1-3 bulan saja.
Sama seperti bidang lainnya, jika sekali jadi penulis, harus siap kapan saja menulis dengan tema yang telah ditentukan.
Kalau kamu, apakah sudah mengetahui 10 bidang yang sangat kamu sukai? Berapa bidang yang kamu pelajari terus ilmunya? Bikin hepi kan?
Terakhir, jangan lupa bahagia ya.
Salam bahagia,
Mia Sweet
Cake custom? Ingat, pesannya di Mia Sweet Cake Cirebon ya.
Tanya/order via WhatsApp di 0818-433-549.
Barokallahu fiikum.
Komentar
Posting Komentar