Ketika Bukan Termasuk Ibu Yang Cerewet

 

Bismillahirrahmanirrahim 

Ya, saya memilih tidak mau menjadi ibu yang cerewet, tapi yang efektif berkomunikasi dengan anak anak.
Karena semakin cerewet seorang ibu tanpa pemilihan kata kata yang efektif, marwah ibu di hadapan anak akan hilang. Anak anak jadi tidak hormat ke ibunya, anak anak jadi seenaknya sendiri, anak anak jadi tidak penurut dan anak anak sering tidak jujur. Akhirnya kita sebagai ibu hanya akan capek cerewet tapi anak anak tidak bisa diarahkan. Mereka hanya malas menghadapi cerewet ibunya, akan sulit mengungkapkan perasaan mereka ke ibunya, bingung dengan apa yang dicerewetkan ibunya, kelak saat dewasa bisa bisa anak anak tidak mau dekat dengan ibunya, karena sejak kecil tidak mendapatkan kenyamanan bercerita kepada ibunya. Nauzubillah mindzalik.

Batasi cerewet sebagai ibu kepada anak. 
Anak anak saya paham kalau saya (ibunya) tidak suka berulang ulang kali mengingatkan mereka saat waktunya sholat. Saya memakai kalimat efektif, misal :
Aa Sulthan, sudah adzan, mau sholat di masjid?
Kalau jawabannya iya, saya hanya bilang ya sudah segera biar enggak telat.
Kalau jawabannya di rumah (misal hujan besar), saya pun bilang : sekarang sholatnya ya, nanti keburu lupa.
Alhamdulillah kalo Sulthan diingatkan sholat, cepat dilakukan.

Kalau ke Mia, misal seperti ini
Adek Mia, sholat dulu sekarang, sudah adzan, jangan ditunda ya, nanti dilanjutkan lagi (jika sedang melakukan aktivitas lainnya).
Kalau 2x belum berangkat sholat, saya akan tanya, berapa menit lagi berangkat sholat nya?
Anak anak biasanya jawab 5 menit lagi.
Alhamdulillah anak anak tipe yang menepati janji.
Saya hanya akan bilang, ini sudah 5 menit. Dan anak anak pun segera ambil wudhlu dan sholat.

Juga misal pekerjaan rumah, saya akan bilang:
Aa Sulthan, mau bantu mami apa hari ini?
Biasanya Sulthan akan jawab, menyapu halaman, atau lainnya.
Aa, bisa bantu mami?
Sulthan akan jawab, bantu apa Mi?
Minta tolong belikan mami telur ya, di toko itu, 1 kg, ini uangnya, telurnya mau mami pakai sekarang.
Otomatis Sulthan segera berangkat.
Kalau ke Mia, adek Mia jam berapa bisa bantu mami setrika? Mia akan jawab jam nya, misal jam 10 ya mi. Dan Alhamdulillah tinggal mengingatkan, Mia sudah jam 10.

Bisa juga malam hari sebelum tidur, bikin pernjanjian dulu dengan anak anak, kalo saya butuh bantuan untuk esok hari nya. Alhamdulillah anak anak menepati janjinya.

Apakah anak anak tidak menjadi dirinya karena terlalu patuh?
Tentu saja anak anak tetap menjadi dirinya sendiri tanpa ibunya menjadi cerewet.
Kenapa bisa seperti itu?
Karena sejak kecil, saya selalu menjawab segala pertanyaan anak anak, saya tidak pernah menjawab : jangan banyak tanya, jangan tanya terus terusan, mami capek tau.
Tidak, saya tidak pernah menjawab seperti itu, jawaban itu membuat hancur hati anak, karena anak anak perlu banyak penjelasan dari keinginan tahuan mereka.

Kemudian, sejak kecil, anak anak saya ajak bercerita apapun itu, tentang mengenal Allah, tentang hidup dan mati, tentang kakek neneknya, tentang saudara saudara nya, tentang kisah kisah Rasulullah dan nabi nabi lainnya, tentang sahabat sahabat Rasulullah, tentang wanita wanita yang dijamin masuk surga, tentang berita apapun yang sedang terjadi (yang berhubungan dengan anak anak), atau menjawab pertanyaan anak anak tentang berita yang mereka ketahui, tentang kejadian kejadian alam atau ilmiah misal gerhana, bahaya rokok, bahaya minuman manis (es kemasan), jajanan yang berbahaya, dll.

Jadi komunikasi lebih ke dua arah.
Dan kami orang tuanya, mengakomodir kemauan anak yang positif dan benar, misal ke Mia dulu ditanya kami : Mia mau juara 1 kelas?
Mia jawab : mau.
Ok, baru kami jelaskan bagaimana caranya meraih juara 1 di kelas, yang pasti kami kasih tau harus jujur, dan ikhtiar nya benar. Karna kami tidak mengajarkan anak anak jalan pintas misal les ke guru tertentu hanya untuk mendapatkan soal dan jawaban ujian atau nilai bagus. Tidak. Tapi harus memahami apa yang mereka pelajari. Harus belajar matematika setiap hari, belajar lainnya juga setiap hari, ga perlu lama yang penting rutin, kalau ada yang belum paham bisa tanya dan kami selalu jelaskan jawabannya. Hafalan Al-Qur'an nomor satu, sebelum belajar pelajaran umum. Kami sampaikan percuma juara 1 pelajaran umum kalo akhlak dan hafalannya ga nomor 1 (terbaik).

Sedangkan Sulthan, dulu ditanya, mau juara kelas atau enggak, Sulthan jawab enggak. Ahahaha. Ya sudah kami tidak memaksakan. Tapi belajar tetap harus setiap hari, hafalan juga harus setiap hari. Ternyata Sulthan secara logika jauh lebih baik dari Mia, untuk matematika dan IPA Sulthan cepat memahami dan menguasai. Pelajaran bahasa apapun juga cepat menguasai. Sulthan lebih suka bermain dengan teman temannya, apakah itu main bola atau main lainnya. Yang penting waktunya sholat ya sholat, waktunya pulang ya pulang. Kuncinya disiplin, tapi anak anak enjoy.

Anak anak juga sejak SD suka bercerita apapun kejadian di sekolah dan kejadian di pertemanannya di komplek. Jadi anak anak sangat terbuka dengan ibu nya. Saya sebagai ibunya berusaha sabar mendengarkan sampai selesai, memberikan pertanyaan pertanyaan untuk mengumpulkan data. Agar saat keputusan harus diambil adalah yang mendekati kebenaran.

Anak anak sejak kecil kami ajari untuk jujur dalam bercerita dan bersikap. Jujur akan selalu membawa kebahagiaan, dan kesuksesan.
Jadi anak anak terbiasa jujur dan berani dikonfrontasi dengan siapapun saat ada kejadian yang memang harus di tabayun kan dengan siapapun.
Kalau jujur dan benar, tidak pernah takut.

Justru anak anak yang tidak diajarkan kejujuran sejak kecil, saat mereka melakukan kesalahan, yang ada membela diri di hadapan orang tua nya, karena tidak mau disalahkan atau takut dimarahi. Tapi terlihat dari mata mereka sangat ketakutan saat akan dikonfrontasi, jangankan dikonfrontasi, kita tatap matanya secara wajar saja dan hadapi tanpa kata kata saja mereka ketakutan. Mata memang bisa berbicara dan tidak bisa berbohong.
Beda dengan anak yang jujur, tidak memiliki ketakutan apapun saat ditanya guru ataupun orang tua teman temannya.
Anak anak yang jujur akan menjadi anak yang pemberani karna selalu ikhtiar di jalan yang benar.

Kembali ke ibu yang cerewet. Apakah cerewet efektif untuk anak anak?

Semakin anak anak remaja, justru semakin mereka suka sekali bercerita apapun, bertanya banyak hal. Saya sebagai ibu sangat senang bahagia, anak anak termasuk yang mudah mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Saya sebagai ibu jadi pendengar setia cerita anak anaknya.
Semakin remaja, anak anak tau, saat akan melakukan kegiatan di luar rumah, mereka meminta ijin dulu ke orang tua nya. Biasanya kami minta penjelasan dulu, dan bertanya beberapa hal. Kalau dirasa aman tidak berbahaya, tidak menyalahi aturan Allah, akan papinya ijinkan. Tapi kalau kegiatan tersebut tidak syar'i, kami akan jelaskan, walaupun pahit bagi mereka, mereka pun harus belajar menerima dengan ikhlas. Biasanya akan kami arahkan ke kegiatan yang lebih aman dan syar'i. Anak anak juga paham, pengambilan keputusan adalah papinya, karna papinya adalah kepala rumah tangga.

Kalau anak anak ditanya, lebih cerewet siapa, mami atau papi? Jawaban anak anak : papi. 
Ahahaha.
Tapi papinya sudah keren karna mau cerewet ke anak anak, ini artinya papinya peduli, karena biasanya seorang ayah tidak peduli dengan pola mendidik anak anak.
Cuma sudah saya sampaikan ke papinya anak anak, jangan terlalu banyak kalimatnya, nanti mereka bingung mengambil kesimpulannya, akan membuat mereka makin pusing.
Kalau papinya bilang, yang penting anak anak selalu mau terbuka dengan maminya, itu sudah sangat bagus.

Saya lebih suka banyak berkata kepada Allah (banyak berdoa), daripada banyak berkata kepada anak anak.
Karena hanya Allah Yang Maha Membolak-balikkan hati, hanya Allah Yang Maha Bisa membuat anak anak menjadi taat kepadaNya, mulia, selamat dunia akhirat, dll.
Ikhtiar ibunya ya harus taat juga ke Allah, doa yang banyak, bersih hati, niat lurus, tawakal, ikhlas, dan seterusnya.

Satu hal yang harus diingat, kita sebagai ibu akan dimintai pertanggungjawaban perihal mendidik anak di hadapan Allah kelak di akhirat.
Sudahkah kita mempersiapkan pertanggungjawaban tersebut?

Barokallahu fiikum.

Salam sayang,
Mia Sweet


Mia Sweet juga menerima pesanan buket. Spill harga, tanya tanya, dan cara pesan bisa ke whatsapp di 0818-433-549.

Komentar

Postingan Populer