Sedang di Titik Ini


Bismillahirrahmanirrahim 
Ya, dulu awal muncul aplikasi Facebook di internet, saya update status bisa lebih dari 3x sehari. Banyak kegiatan di upload dijadikan status, setiap memikirkan sesuatu dijadikan status, setiap merasakan sesuatu dijadikan status.

Kemudian beberapa tahun lalu saya mengikuti kajian rutin seorang ustadzah di kantor. Saat materi tentang syirik, ini membuat saya terus merenung, dan mulai memutuskan mengurangi hingga berhenti update status yang tidak penting, yang tidak syar'i. Karena hanya akan menambah dosa jariyah.

Sebagian isi materi ustadzah tersebut seperti ini :
Kalimat tauhid Laa ilaa ha ilallah.
Keutamaan kalimat tauhid ini : Allah mengharamkan neraka bagi yang mengucapkan/menyebut laa ilaa ha ilallah.
Allah mengampuni semua dosa hambaNya yang mengucapkan laa ilaa ha ilallah dengan penuh keimanan, keikhlasan, selama tidak melakukan kesyirikan.
Bentuk dari aplikasi dari kalimat laa ilaa ha ilallah : menjaga perkataan, menjaga perbuatan, dll.
Rasulullah paling takut kesyirikan yang tersembunyi, dan riya' bagian dari kesyirikan.
Riya' = ingin dilihat, ingin didengar, ingin dipuji, dll.
---

Kemudian ada perasaan tidak ingin membuat sedih & iri orang lain (karena status/upload -an saya di sosial media). 
Walau banyak yang bilang, ya itu gimana yang baca, terserah yang update status mau bikin status apapun. 
Tidak, saya bukan tipe orang seperti itu. Bagaimana pun saya memiliki banyak orang yang saya sayangi. Kalau kita sayang, kita tidak mungkin melukai mereka, ya kan?

Saya memiliki beberapa sahabat yang sudah tidak memiliki suami (karna meninggal, pisah), beberapa sahabat saya ada yang belum/tidak dikaruniai anak, ada sahabatnya hidupnya sedang menghadapi banyak ujian / permasalahan yang cukup berat, ada yang orang tua nya malah tidak sayang ke sahabat saya, ada beberapa sahabat yang sedang diberikan ujian sakit tertentu.
Jadi ikhtiar saya, berusaha untuk tidak menyakiti perasaan mereka, karna bakal jadi dosa untuk saya.

Misal kalau saya update status kemesraan dengan suami, saya memikirkan bagaimana dengan perasaan sahabat saya yang sedang tidak memiliki suami.
Misal update kebahagiaan dengan anak anak, bagaimana perasaan sahabat sahabat saya yang belum/tidak dikaruniai anak.
Misal update kebahagiaan orang tua saya, bagaimana perasaan sahabat saya yang orang tua nya tidak menyayangi sahabat saya, atau sudah tidak memiliki orang tua.
Misal update sedang di tempat tertentu, bagaimana dengan sahabat sahabat saya yang tidak terbatas geraknya tidak bisa banyak beraktivitas di luar.
Misal update benda benda yang saya miliki, bagaimana perasaan sahabat sahabat saya yang ingin memiliki tapi belum bisa memiliki benda tersebut. 
Dan banyak hal lainnya yang membuat saya berpikir berulangkali sebelum memutuskan upload / update status.

Saya juga berpikir apakah ada manfaat untuk akhirat kita?
Saya kira hanya kepuasan hawa nafsu. Sedangkan hawa nafsu adalah suatu hal yang harus kita lawan, sesuatu hal yang menjadi musuh terbesar dalam diri kita.
Yang saya pahami, hanya orang orang yang masih membutuhkan pengakuan manusia lainnya, ingin dianggap cantik, hebat, keren, yang masih suka update status tentang hal hal privasi yang tidak syar'i.

Tetapi sudah ada sebagian orang sudah tidak memerlukan pengakuan manusia lainnya, tapi fokus ke penilaian Allah saja, biasanya akan jarang update status tentang kehidupan nya, tapi update status yang bisa menambah pahala / amal jariyah.

Dan saya sedang di titik jarang update status hal yang privasi dan tidak syar'i.
Karena semua yang pernah kita tampilkan di sosial media itu akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah kelak di akhirat. Bagaimana nanti saya akan menjawab pertanyaan pertanyaan Allah tentang hal tersebut?

Saya di titik sangat membutuhkan tabungan amalan untuk di akhirat kelak, makanya saya ikhtiar update status tentang ilmu terutama ilmu yang membuat kita bisa ingat Allah, yang membuat kita kembali ke Allah, yang membuat kita mengingat kembali ilmu ilmu tersebut yang mungkin sebenarnya kita pernah tahu tapi sudah melupakan. Jadi bukan karena saya sudah pintar ilmu agama, justru masih membutuhkan banyak ilmu agama untuk bekal akhirat.
Karena umur kita tidak pernah tau, tidak harus tua untuk meninggalkan dunia ini.
Dan tidak tahu amal mana yang akan menyelamatkan di akhirat kelak.

Bagi yang memiliki usaha / bisnis, gunakan sosial media untuk update bisnis / produk, untuk promosi, untuk informasi bisnis / produk, informasi meeting atau kerjasama dengan pihak lain juga perlu di update, agar perusahaan / bisnis makin maju sukses mulia barokah.

Mari gunakan sosial media dengan bijak.
Barokallahu fiikum.

Salam mulia,
Mia Sweet 

(Spill harga/tanya produk Mia Sweetvia WhatsApp di 0818-433-549)

Komentar

Postingan Populer