TIPS CARA MENDAPATKAN JODOH
Ada dua kisah nyata, aslinya banyak kisah nyata, tapi kalau kebanyakan, capek ketiknya, ih. Tulisan ini saja jumlah katanya sudah lebih dari satu kali sarkat kita lho. Hehe. Dan saya belum ketik tugas sarkat untuk besok.
Kisah pertama. Ada seorang perempuan, waktu kuliah, berpikir untuk tidak menikah itu tidak apa-apa. Karena ia memiliki beberapa saudara yang telah berumur di atas tiga puluh lima tahun, tidak menikah tetap bahagia, bukan berarti mereka tidak mau menikah ya. Perempuan ini berpikir setelah lulus kuliah ingin hidup di Indonesia bagian timur, ia menyukai suasana pedesaan yang asri, bisa bermain dengan anak-anak desa sambil bercerita. Jadi selama sekolah kuliah, ia tidak pernah fokus dengan bagaimana caranya agar ada laki-laki tertarik, tetapi fokus dengan kuliah, mengerjakan tugas kuliah, kursus Bahasa Inggris di luar kampus, berorganisasi yang sesuai minatnya, serius mengerjakan setiap tugas dan peran di organisasi, tetap belajar materi kuliah. Nilai atau IPK harus di atas rata-rata, walaupun tidak cumlaude.
Kalau berteman, ia tidak pilih-pilih, tetapi setiap ada laki-laki yang menyukainya, menembak minta menjadi pacarnya, menitipkan salam lewat sahabat-sahabatnya, selalu ia jauhi. Ia tidak mau memberikan harapan palsu ke setiap laki-laki yang menyukainya, khawatir menyakiti hati mereka, jadi lebih baik menjauh dan tidak mau dekat-dekat. Dijodoh-jodohkan oleh banyak senior kampus pun ia menolak. Karena pada dasarnya ia tidak suka dengan ‘pacaran’, risih melihatnya, kemana-mana berduaaa saja, kayak tidak ada teman yang lain saja, belum lagi kalau pasangan mulai mengatur-atur hidupnya, dia paling anti diatur oleh orang lain yang bukan siapa-siapanya.
Sampai pada akhirnya, di akhir masa kuliah, ada laki-laki yang menyukainya, walaupun ditolak berkali-kali, tidak menjauh, mau hanya berteman saja. Yang satu ini, semakin dijauhi semakin banyak waktu untuk harus bertemu, ada saja urusannya. Sampai akhirnya ibu laki-laki ini yang melamar perempuan ini saat ia sudah lulus dan bekerja. Setelah sholat istikharah, dan ia menyadari bahwa Allah menginginkan dia memiliki suami atau menikah, ia pun menerima lamaran dan menikah, atas dasar ibadah ke Allah, niat lillahi ta’ala.
Kisah kedua, ada dua orang laki-laki di sebuah kantor swasta, sudah berumur sekitar dua puluh lima tahun, belum ada tanda-tanda memiliki calon istri. Akhirnya mereka berdua bertanya ke senior di kantornya, bagaimana caranya agar bisa memiliki istri. Senior ini menyampaikan, jika ingin menikah atau memiliki istri, pertama berdoalah setiap sholat terutama saat tahajud, minta jodoh yang terbaik dari Allah, kedua ikhlaskan, dalam artian berpikirlah apa yang akan kalian lakukan jika tidak ditakdirkan menikah, tidak ditakdirkan memiliki istri.
Karena namanya menghadapi atau menjalani hidup itu bagai menemui dua sisi koin yang kita harus selalu siap, seperti ada hidup ada mati, ada menikah ada tidak menikah, ada suami/istri ada suami/istri meninggal, ada anak atau tidak punya anak, ada anak panjang umur ada anak yang umurnya pendek, ada pasangan yang baik ada pasangan yang buruk, dan seterusnya.
Akhirnya dua laki-laki ini, belajar ikhlas dan menyusun rencana hidupnya jika Allah mentakdirkan mereka untuk tidak memiliki istri. Ada yang bilang mau sekolah S2 ada yang berencana mau membangun bisnis, fokus mengumpulkan uang, membahagiakan orang tua mereka. Eh setahun kemudian satu dari mereka menikah alias mendapatkan jodoh, dan tahun berikutnya satu dari mereka juga menikah.
Jadi, inti dari kedua kisah ini adalah, banyak jalan menuju Roma, dan ini salah satu jalan juga. Jangan lupa, pantaskan diri sebelum menerima hal yang diinginkan. Walaupun belum menikah, belajar bagaimana menjadi istri/suami yang benar dalam pandangan Allah. Kemudian ikhtiar terus taat beribadah dan menjadi sholeh/ah. Ikhtiar dan bersemangat dalam menjalankan kehidupan yang sekarang. Berdoa mohon takdir-takdir yang terbaik dari Allah. Dan ikhaskan jika Allah memberikan takdir yang berbeda dengan keinginan kita. Ini namanya Ilmu Ikhlas.
Ingat, semakin kita menginginkan sesuatu dan tidak kita sandarkan ke Allah, tidak kita ikhlaskan, Allah belum turun tangan mengabulkan doa kita. Semakin kita Ikhlas, semakin kita mendapatkan banyak kebahagiaan lebih dari yang bayangkan.
Ini berlaku untuk keinginan/doa lainnya ya.
Selamat berjuang menuju Ikhlas.
Salam sarkat 11 hari lagi,
Putri P.
(Tulisan ini dibuat atas permintaan beberapa teman Kelompok 7 KMO Batch 78)
Komentar
Posting Komentar