Saat Adrenalin Muncul (Bumblebees Cake)

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sekarang di tahun 2025, banyak doa dan harapan di tahun ini, semoga yang kita do'akan bisa terwujud satu per satu. Aamiin yaa robbal'alaamiin. 

Artikel pertama di tahun ini, saya akan menceritakan satu kisah isinya tentang bagaimana perasaan super ga karuan karena satu pesanan kue, yang bebannya paling berat yang pernah saya terima sebagai seorang bakul kue.
Bakul kue juga manusia, punya banyak cerita dibalik kehidupan seorang bakul kue. Cerita ini salah satunya.

Jadi di awal bulan Desember 2024 kemarin, ada seorang teman baik / sahabat kami mengirim pesan minta tolong dibuatkan kue tingkat dua untuk anniversary perusahaannya, dengan ukuran kue lebih besar dari yang pernah dipesan sebelumnya beberapa tahun yang lalu. Dan akan diambil enam hari kemudian, H-1 sebelum acara. 

Setelah membaca beberapa detail permintaan tersebut, seketika stress datang menghantui setiap detik. Dengan perasaan galau tingkat tertinggi, saya langsung memesan tatakan cake dan box mika terbaik di online shop ibukota, karena ukuran cake besar, dan box yang saya mau tidak ada yang jual di kota ini, berharap tatakan dan box datang sebelum kue akan dihias. 

Mengapa sampai stress dan galau? Kan sudah biasa bikin kue tingkat? 
Tidak sesederhana itu, Ferguso. Masalah utamanya adalah kue ini akan dibawa keluar kota dengan jarak sekitar 233 km tanpa pengawalan saya. Walaupun pakai mobil, perasaan khawatir selalu ada. Rasanya seperti akan mempertaruhkan nama baik saya. 
Otomatis sejak detik setelah menerima pesan tersebut, otak saya bekerja memikirkan teknik terbaik untuk kue tingkat agar tidak rusak di perjalanan, dan tetap aman selama acara. 
Memikirkan teknik membuat base cake terbaik yang paling aman untuk perjalanan dan kualitas rasa, memikirkan krimnya mau bagaimana, memikirkan teknik menghiasnya bagaimana, karena cake besar dengan cover full fondant, tidak ada silicon mate untuk fondant yang selebar dibutuhkan untuk kue tersebut, benar benar putar otak banget. Mengatur waktunya biar selesai tepat waktu. 
Membuat kue custom ukuran standar saja bisa membutuhkan waktu sehari semalam (tergantung tingkat kesulitan hiasannya), apalagi kue besar dan tingkat. 

Bagaimana cara mengatasi stress, galau, dan beban berat seperti itu? 
Hampir setiap malam setelah maghrib atau isya', untuk mengurangi rasa stress, saya buka Al Qur'an dan tadarus 1/2 sampai 1 juz, sampai tidak sadar suara saya keras saat tadarus karena sedang ada rasa cemas. 
Malam tetap bisa tidur nyenyak kan? Oh tentu tidak dong. Setiap malam agar bisa tertidur, saya harus berdzikir istighfar dan sholawat terus menerus sampai tertidur. 
Dan sering terbangun pastinya, kalau sudah jam 2.30 an atau jam 3.00 an dini hari, langsung ambil wudhu dan sholat tahajjud, mohon agar pembuatan kue lancar, tidak rusak di jalan, aman sampai acara, dan barokah untuk semua yang memakannya. 
Hal ini saya lakukan sampai kue dibawa ke kota tujuan. 
Sepanjang pagi hingga malam pun hanya bisa lafaz dzikir istighfar dan sholawat yang mampu keluar dari mulut, pikiran dan hati, sambil mempersiapkan kebutuhan dan proses pembuatan kue ini. 

Saat proses pembuatan kue dan proses membuat hiasan, cemas belum kunjung pergi, ditambah paket tatakan dan box kue tidak kunjung datang sampai H-1. Akhirnya di H-1 memutuskan menjalankan rencana kedua untuk membeli bahan dan membuat sendiri tatakan dan box kuenya. Ini bakal memakan waktu lebih lama. 

Di hari H, sangat kompleks perasaan ini, makin cemas memikirkan waktunya cukup ga ya, akhirnya di malam hari, 2 jam sebelum kue diambil, paksu sepulang kerja, langsung turun tangan membuatkan box mika kue nya, karena saya belum sempat bikin. Kebetulan untuk tatakan kue sudah sempat saya bikin.

Akhirnya malam itu kue dibawa dengan mobil perusahaan dan beberapa stafnya, ya pasti dengan segala tutorial cara mengeluarkan kue dari mobil jika sudah sampai, cara membuka box dan mika, juga pesan agar sangat hati hati bawa mobilnya. 
Sudah tenang? Ya belum dong, malam itu makin tidak bisa tidur, istilahnya tidur ayam, dan masih saja berdzikir istighfar dan sholawat. Terus terpikir aman ga ya kuenya, rusak ga ya kuenya. Karena tidak bisa tidur, dini hari sebelum subuh mencoba menjalankan sholat malam, lanjut tadarus lagi. 

Begitu setelah sholat subuh, saya mencoba memberanikan untuk mengirim pesan, bertanya ke staf yang bawa mobil berisi kue, apakah aman, gimana kondisi kue. 
Paksu juga tanya, "Gimana sudah ada kabar belum kuenya?" Saya jawab, "Belum dibalas."
Paksu lanjut menginterogasi saya menanyakan segala proses pembuatan kue, teknik menumpuk, dan teknik menghiasnya. Paksu hanya berkomentar, teknik sudah betul, tapi perjalanan jauh tetap punya resiko rusak.
Ya betul, saat itu saya hanya bisa pasrah, kalau memang harus rusak, ya gimana lagi, sudah dicoba ikhtiar maksimal, saya terima jika memang harus rusak kuenya. 

Hape berbunyi tanda ada pesan masuk, ternyata dari staf sahabat kami yang membawa mobil berisi kue, mengirimkan foto kue dan mengabarkan kalo kuenya dalam kondisi sangat aman. Alhamdulillah legaaa rasanya. Saya langsung memberitahukan ke paksu, dan dia juga mengucap syukur. Kemudian saya mengirim pesan ke sahabat kami yang memesan kue, cerita kalo saya sempat ga bisa tidur dan cemas gara-gara kue itu. Sahabat saya tertawa di pesan. 
Bisa tidur dong? Yaiyalah, saya langsung ke kasur dan merem nyenyak sekali beberapa jam, membayar rasa cemas dan malam-malam yang tidak bisa tidur. 
Kapok ga? Ya enggaklah, rasanya seperti naik rollercoaster, karena sekaligus memunculkan adrenalin diantara kecemasan.

Siang hari, saya ditelpon oleh sahabat satu lagi yang satu kota dengan sahabat yang pesan kue tadi, katanya mau jemput saya dan paksu untuk hadir di acara anniversary perusahaan sahabat kami, yang akan diselenggarakan malam itu. Tapi berhubung paksu tidak libur kerja, ya saya ga bisa keluar kota. Eh sahabat kami tersebut bilang di telpon, kenapa kue nya ga dibikin di kota mereka? Wah saya enggak kepikiran dong, lagian bakal membutuhkan akomodasi yang tidak sedikit, karna harus dengan paksu, bawa perlengkapan perang dapur, perlengkapan perang untuk menghias kue, dll. Bisa bisa akomodasinya lebih mahal dari harga kuenya dong, ahahaha. 

Kadang bersyukur, diantara banyaknya masalah hidup yang sedang dilewati dan masih dalam tahap diikhtiarkan, ada pesanan kue yang menyita pikiran, ternyata masih diberi kemampuan untuk menyelesaikan. 
Ya betul, setiap manusia diberi ujian, jadi kita tidak boleh patah arang, harus tetap ikhtiar dan terus melangitkan doa.

Barokalloh fiikum untuk semua sahabat kami. Juga semoga selalu sehat, tenang hati, bahagia, lancar, dimudahkan semua urusan, banyak rejeki melimpah barokah. Aamiin yaa robbal'alaamiin. Terima kasih, jazakallah khoir, karena sudah memberikan pengalaman berharga ke kami. 

Salam, 
Mia Sweet Cake


Berikut foto kue yang dipesan sahabat kami. 
Dan jika ingin spill harga, tanya-tanya, atau order, bisa langsung ke whatsapp kami di 0818-433-549. Terima kasih.

Komentar

Postingan Populer